Rabu, 09 November 2011

KEUTAMAAN MENYEMBELIH QURBAN

Bab Tentang Ke Utamaan Menyebelih Hewan Qurban

1
"Qoola rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallama maa min ayyaamin al-‘amalush-shoolihu fiihaa ahabbu ilalloohi min haadzihil ayyaami ya’nii ayyaamal ‘asyro qooluu yaa rosuulaloohi walaal jihaadu fii sabiilillaahi qoola walal jihaadu fii sabiilillaahi illaa rojulun khoroja binafsihi wamaalihi falam yarji’ min dzaalika bisyai-in

Rosulullohi Shollalloohu Alaihi Wasallam bersabda: “Tiada hari beramal sholeh dalam hari itu yang paling disenangi Alloh daripada hari ini yakni hari tanggal 10 Dzul Hijjah”. Mereka berkata: “Bukankah berjihad di dalam jalan Alloh ? Rosululloh bersabda: “Bukan berjihad di dalam jalan Alloh, melainkan seorang laki-laki yang keluar (ke medan perang) dirinya dan hartanya lalu dia tidak pulang dengan sesuatu pun (pulang tinggal namanya: dirinya mati, hartanya habis). (HR. Abu Daud).



2. ‘An ‘aa-isyata anna rosuulalloohi shollalloohu ‘alaihi wasallama qoola maa aadamiyyu min ‘amalin yauman nahri ahabba ilalloohi min ahrooqid dami innahaa lata’tii yaumal qiyaamati biquruunihaa wa asya’aarihaa wa-adhzlaafihaa wa innad-dama layaqo’u minalloohi bimakaanin qobla an yaqo’a minal ardhi fathiibuu bihaa nafsaa(n)"

Artinya: "Dari Aisyah, sesungguhnya Rosulallohi Shollalloohu Alaihi Wasallam bersabda: “Tiada amalan anak cucu Adam pada hari menyembelih qurban (tanggal 10 Dzul Hijjah) yang paling disenangi Alloh daripada mengalirkan darah (berqurban). Sesungguhnya hewan qurban itu kelak pada hari Kiamat niscaya datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, kuku-kuku kakinya. Dan sesungguhnya darah niscaya jatuh di suatu tempat di sisi Alloh sebelum darah itu jatuh di bumi, maka bersenang hatilah kamu dengan qurban”. (HR. Tirmidzi)


3. "Man dhoh-haa thoyyibatan bihaa nafsuhu muhtasiban li-udh-hiyatihi kaanat lahu hijaaban minan-naari"

artinya: "Barangsiapa yang berqurban dengan senang hati lagi mencari fahala pada sembelihan qurbannya, maka hewan qurbannya itu akan menjadi penghalang baginya dari api neraka." (HR. Thobrooni).


4. "Annal udh-hiyata laisat biwaajibatin walaakinnahaa sunnatun min sunnanin nabiyyi shollalloohu ‘alaihi wasallama yustahabbu an yu’mala bihaa"

artinya: "Sesungguhnya berqurban itu tidak wajib, tapi merupakan sunnah yaitu sunnahnya Nabi Shollalloohu Alaihi Wasallam, sangat disenangi bila qurban itu diamalkan". (HR. Tirmidzi).



5. ‘Anibni umaro qoola aqooma rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallama bil madiinati ‘syro siniina yudhoh-hii"
artinya: "Dari Ibni Umar, Ibni Umar berkata: “Rosulullohi Shollalloohu Alaihi Wasallam bermukim (bertempat tinggal) di Madinah 10 tahun menyembelih qurban terus”. (HR. Tirmidzi).


6. "Walbudna ja’alnaahaa lakum min syaa’aa-irillaahi lakum fiihaa khoirun fadzkurusmallooha ‘alaihaa showaafa fa-idzaa wajabat junuubuhaa fakuluu minhaa wa-ath’imulqooni’a walmu’tarro kadzaalika sakh-khornaahaa lakum la’al-lakum tasykuruuna lan yanaalallooha luhuumuhaa walaa dimaa-uhaa walaakin yanaaluhut-taqwaa minkum kadzaalika sakh-khorohaa lakum litukabbirullooha ‘alaa maa hadaakum wabasy-syiril muhsiniina"

artinya: “Dan unta-unta yang telah Kami (Alloh) jadikan itu untuk kamu termasuk syi’ar (sebahagian dari tanda-tanda kebesaran) Alloh, kamu memperoleh kebaikan yang banyak di dalamnya. Maka sebutlah nama Alloh ketika kamu atas (menyembelih) nya keadaan berdiri. Maka ketika lambungnya telah roboh (mati), lalu makanlah dari sebahagiannya dan memberilah makan orang yang tidak meminta dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu agar kamu bersyukur. Daging-daging unta dan darahnya itu tidak akan sampai pada Alloh (Alloh tidak butuh daging dan darah qurban), tapi ketaqwaan kamu yang akan sampai kepada-Nya. Demikianlah Alloh telah menundukkannya kepada kamu supaya kamu membesarkan kepada Alloh atas apa-apa yang telah Alloh tunjukkan kepada kamu (bertakbiran). Dan memberilah khabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Hajj, No. Surat 22 Ayat 36-37)