Rabu, 09 November 2011

KEUTAMAAN MENYEMBELIH QURBAN

Bab Tentang Ke Utamaan Menyebelih Hewan Qurban

1
"Qoola rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallama maa min ayyaamin al-‘amalush-shoolihu fiihaa ahabbu ilalloohi min haadzihil ayyaami ya’nii ayyaamal ‘asyro qooluu yaa rosuulaloohi walaal jihaadu fii sabiilillaahi qoola walal jihaadu fii sabiilillaahi illaa rojulun khoroja binafsihi wamaalihi falam yarji’ min dzaalika bisyai-in

Rosulullohi Shollalloohu Alaihi Wasallam bersabda: “Tiada hari beramal sholeh dalam hari itu yang paling disenangi Alloh daripada hari ini yakni hari tanggal 10 Dzul Hijjah”. Mereka berkata: “Bukankah berjihad di dalam jalan Alloh ? Rosululloh bersabda: “Bukan berjihad di dalam jalan Alloh, melainkan seorang laki-laki yang keluar (ke medan perang) dirinya dan hartanya lalu dia tidak pulang dengan sesuatu pun (pulang tinggal namanya: dirinya mati, hartanya habis). (HR. Abu Daud).



2. ‘An ‘aa-isyata anna rosuulalloohi shollalloohu ‘alaihi wasallama qoola maa aadamiyyu min ‘amalin yauman nahri ahabba ilalloohi min ahrooqid dami innahaa lata’tii yaumal qiyaamati biquruunihaa wa asya’aarihaa wa-adhzlaafihaa wa innad-dama layaqo’u minalloohi bimakaanin qobla an yaqo’a minal ardhi fathiibuu bihaa nafsaa(n)"

Artinya: "Dari Aisyah, sesungguhnya Rosulallohi Shollalloohu Alaihi Wasallam bersabda: “Tiada amalan anak cucu Adam pada hari menyembelih qurban (tanggal 10 Dzul Hijjah) yang paling disenangi Alloh daripada mengalirkan darah (berqurban). Sesungguhnya hewan qurban itu kelak pada hari Kiamat niscaya datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, kuku-kuku kakinya. Dan sesungguhnya darah niscaya jatuh di suatu tempat di sisi Alloh sebelum darah itu jatuh di bumi, maka bersenang hatilah kamu dengan qurban”. (HR. Tirmidzi)


3. "Man dhoh-haa thoyyibatan bihaa nafsuhu muhtasiban li-udh-hiyatihi kaanat lahu hijaaban minan-naari"

artinya: "Barangsiapa yang berqurban dengan senang hati lagi mencari fahala pada sembelihan qurbannya, maka hewan qurbannya itu akan menjadi penghalang baginya dari api neraka." (HR. Thobrooni).


4. "Annal udh-hiyata laisat biwaajibatin walaakinnahaa sunnatun min sunnanin nabiyyi shollalloohu ‘alaihi wasallama yustahabbu an yu’mala bihaa"

artinya: "Sesungguhnya berqurban itu tidak wajib, tapi merupakan sunnah yaitu sunnahnya Nabi Shollalloohu Alaihi Wasallam, sangat disenangi bila qurban itu diamalkan". (HR. Tirmidzi).



5. ‘Anibni umaro qoola aqooma rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallama bil madiinati ‘syro siniina yudhoh-hii"
artinya: "Dari Ibni Umar, Ibni Umar berkata: “Rosulullohi Shollalloohu Alaihi Wasallam bermukim (bertempat tinggal) di Madinah 10 tahun menyembelih qurban terus”. (HR. Tirmidzi).


6. "Walbudna ja’alnaahaa lakum min syaa’aa-irillaahi lakum fiihaa khoirun fadzkurusmallooha ‘alaihaa showaafa fa-idzaa wajabat junuubuhaa fakuluu minhaa wa-ath’imulqooni’a walmu’tarro kadzaalika sakh-khornaahaa lakum la’al-lakum tasykuruuna lan yanaalallooha luhuumuhaa walaa dimaa-uhaa walaakin yanaaluhut-taqwaa minkum kadzaalika sakh-khorohaa lakum litukabbirullooha ‘alaa maa hadaakum wabasy-syiril muhsiniina"

artinya: “Dan unta-unta yang telah Kami (Alloh) jadikan itu untuk kamu termasuk syi’ar (sebahagian dari tanda-tanda kebesaran) Alloh, kamu memperoleh kebaikan yang banyak di dalamnya. Maka sebutlah nama Alloh ketika kamu atas (menyembelih) nya keadaan berdiri. Maka ketika lambungnya telah roboh (mati), lalu makanlah dari sebahagiannya dan memberilah makan orang yang tidak meminta dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu agar kamu bersyukur. Daging-daging unta dan darahnya itu tidak akan sampai pada Alloh (Alloh tidak butuh daging dan darah qurban), tapi ketaqwaan kamu yang akan sampai kepada-Nya. Demikianlah Alloh telah menundukkannya kepada kamu supaya kamu membesarkan kepada Alloh atas apa-apa yang telah Alloh tunjukkan kepada kamu (bertakbiran). Dan memberilah khabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Hajj, No. Surat 22 Ayat 36-37)

Senin, 04 April 2011

Membawa Indonesia ke Kancah Dunia

ImageNamanya berkibar sebagai oralis terbaik ketika masih duduk sebagai mahasiswa jurusan hokum UI. Raihan peringkat ketiga di kompetisi tingkat internasional Philip C Jessup International Law Moot Court Competition tahun 2008 menjadi capaian yang berkesan bagi gadis bernama Rivana Mezaya ini.

Namanya berkibar sebagai oralis terbaik ketika masih sebagai mahasiswa jurusan hukum Universitas Indonesia. Raihan peringkat ketiga dalam Top 100 World's Best Speaker dalam Jessup International Law Moot Competition di Washington DC, Amerika Serikat, tahun 2008, menjadi capaian yang berkesan bagi gadis bernama Rivana Mezaya ini.

Kepada Edy NUANSA, Meza —demikian biasa dipanggil— mengatakan bahwa ini merupakan lomba pengadilan semu terbesar di dunia, di mana lebih dari 80 negara berpartisipasi. Peserta bertindak sebagai pengacara dari suatu negara yang sedang bersengketa di Mahkamah International (seperti Malaysia dan Indonesia di kasus Sipadan Ligitan). “Kami beradu argumentasi hukum sambil menjawab berbagai pertanyaan dari juri yang terdiri dari akademi, pengacara, hakim, dan praktisi hukum internasional dari berbagai Negara,” paparnya.Tidak itu saja prestasi yang diraih putri pertama pasangan Irvan Jusuf dan Chandra Nursida ini. Selama kuliah di Fakultas Hukum UI, dia sudah aktif mengikuti berbagai kegiatan yang menghasilkan beberapa penghargaan, misalnya Juara I International Maritime Law Arbitration Moot Competition di Melbourne, Australia. Kemudian memperoleh peringkat Best Speaker tingkat Nasional dalam Jessup International Law Moot Competition di Jakarta, Indonesia.
Lulusan Terbaik Fakultas Hukum Universitas Indonesia angkatan 2005 ini juga meraih gelar sebagai Best Delegate dalam Konferensi Asian Law Student's Association di Bangkok, Thailand. Dan yang terakhir menjadi perwakilan Indonesia untuk 9th Hitachi Young Leaders' Initiative.

Atas prestasinya ini, dalam berbagai kesempatan Meza sering memotivasi para mahasiswa untuk tetap percaya diri membawa nama Indonesia di ajang kompetisi internasional. Karena ia pun yakin, orang Indonesia sebenarnya pintar-pintar dan tidak kalah dibanding negara lain.

“Sebenarnya kita tidak kalah, justru sebenarnya lebih pintar, buktinya kita bisa belajar banyak mata pelajaran dalam satu hari,” ujarnya optimistis.

Soal bicara cas cis cus dalam bahasa Inggris, sudah tidak diragukan lagi. Jebolan program AFS tahun 2003 ini pernah mengecap pendidikan di Amerika selama satu tahun. Atas pengalamannya itu, kini dia aktif sebagai sukarelawan di Yayasan Bina Antarbudaya, suatu yayasan yang bergerak di bidang intercultural understanding atau pengertian antar budaya. Yayasan ini merupakan partner program pertukaran pelajar yang terbesar di dunia, yakni AFS Intercultural Program.

“Saya dulu ketika SMA dikirim sebagai siswa AFS ke Amerika Serikat untuk hidup di dalam keluarga dan masyarakat selama 11 bulan dalam rangka menjembatani perbedaan dan menciptakan pengertian antar budaya, terutama sebagai individu dengan nilai-nilai Timur dan Islam, dengan individu-individu lainnya di sana yang barat dan non muslim,” katanya.

Pilihan masuk hukum sudah diminatinya saat studi di AS, karena ia melihat belum ada pengacara internasional asal Indonesia. Baginya, ketika belajar ilmu hukum dia menemukan betapa menariknya posisi hukum dalam interaksi masyarakat.

Hukum adalah sesuatu yang merancang, menjaga, dan memberi solusi bagi fenomena dalam masyarakat. Sesuatu yang selalu ada dalam hampir seluruh sendi kehidupan yang memiliki interaksi. Seperti dalam agama, hukum ditentukan untuk mengatur hubungan dengan Tuhan, dan juga sesama manusia. “Atas dasar ketertarikan ini, saya merasa memenuhi potensi saya untuk turut merancang, menjaga, dan memberi solusi bagi kejadian-kejadian dan kepentingan-kepentingan dalam masyarakat.”

Ketika ditanya soal falsafah hidup, gadis energik yang dulu pernah bercita-cita menjadi Ketua DPR dan Sekjen PBB ini menjawab, “Be the change you wish to see in the world (Gandhi). Selain itu, saya sangat percaya dan banyak bergantung pada kekuatan doa dan sholat hajat. Karena dengan Allah ada di pihak kita, kita pasti tertolong.” Setuju…! //*

Sabtu, 19 Februari 2011

SURAT UNTUK FIRMAN UTINA

Kawan, kita sebaya. Hanya bulan yang membedakan usia. Kita tumbuh di tengah sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua oleh televisi yang tiada henti mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka. Orang tua, pendahulu kita dan mereka yang memegang tampuk kekuasaan adalah generasi gagal. Suatu generasi yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang mereka khianati sendiri. Kawan, akankah kita berhenti lantas mengorbankan diri kita untuk menjadi seperti mereka?
Di negeri permai ini, cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi kenyataan. Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan, sebab kemalangan orang lain adalah sumber utama kebahagiaan kita. Kawan, inilah kenyataan memilukan yang kita hadapi, karena kita hidup tanpa cinta maka bahagia bersama menjadi langka. Bayangkan adik-adik kita, lupakan mereka yang tua, bagaimana mereka bisa tumbuh dalam keadaan demikian. Kawan, cinta adalah persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Tidak kepada poster dan umbul-umbul, tidak kepada para kriminal yang suka mencuci muka apalagi kepada kuli kamera yang menimbulkan kolera. Cinta adalah kesungguhan yang tidak dibatasi oleh menang dan kalah.
Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan, menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada. Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata “bisa” belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas, tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira. Read more…

Kunjungan DPP LDII ke PBNU

Hari Selasa tanggal 25 Januari 2011 DPP LDII mengadakan silaturrahim di Kantor PB NU dan langsung diterima oleh Ketua Umum PB NU Prof DR. Said Agil Siroj, MA dengan jajarannya, diantaranya: Sekretaris Jenderal : Dr KH Marsudi Syuhud, Ketua : Drs H Slamet Effendi Yusuf, MSi, Ketua Drs M Imam Azis, Ketua UMum LDNU DR. KH. Zakky Mubarak, MA, dan Sekjen LDNU.
Sedangkan dari DPP LDII: Ketua Umum Prof DR. KH. Abdullah Syam, Ketua Ir. H. Prasetyo Sunaryo, MT, Ketua Ir. H. H. Chriswanto Santoso, M.Sc, Bendahara Umum, H. Abubakar Sidik Waskito, Ketua Departemen Pendidikan Agama dan Dakwah KH. Aceng Karimullah, SE, Rioberto Sidauruk, SH dan Hasim Nasution, SE
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) melakukan kunjungan ke PBNU dalam rangka silaturrahim dan berbagi pandangan soal dakwah Islam di Indonesia.
Sumber: http://www.nu.or.id

Senin, 14 Februari 2011

Bangun Malam

Sungguh elok, mendapati diri dalam hidayah Allah dan hidup bergelimang rempah kesyukuran. Tak ada lagi yang perlu diragukan, kecuali hanya kebodohan diri dan kedholiman. Innahuu kaana dholuuman jahuulan – (QS al-Ahzaab: 72). Kadang sifat bodoh mengalir begitu saja tanpa terasa. Kadang kedholiman – aniaya diri - terjadi tanpa disengaja. Tahu – tahu sudah jauh dari arus kebenaran.
Dan ketika sadar, mau balik, memekik dengan mengepalkan tangan sambil berteriak; Apa salah saya? Memang begitulah kehidupan bergeming, sehingga tercipta kata pepatah: gajah di pelupuk mata tak tampak, tapi kuman di seberang lautan tampak. Ketika kepergok dan diingatkan tidak terima, malah balik menghardik, alih - alih membela diri. Padahal dalam hati kecilnya mengakui bahwa dirinya  memang berbuat kesalahan. Sayang, keberanian mengakui kesalahan itu terlampau kecil untuk tampak di mata anak adam. Namun dalam scenario kehidupan yang sejati, yang sebenarnya, yang seharusnya, penekun kehidupan ini harus tunduk dan patuh dengan patron dan hukumNya, bagaimana pun riuh - rendahnya kehidupan ini berjalan. Orang pantas berbuat salah, malah kadang ditandai dengan pelanggaran. Orang juga pantas menerima perlakuan yang baik ketika sedang berbuat salah, sehingga bisa kembali ke jalan yang benar dengan padang. Tak jarang orang ramai – ramai menghujat, lupa ada hak diperlakukan baik buatnya. Pun orang berbuat kebaikan, walau kecil sekali bobotnya, seberat dzarroh, Allah pun mengajarkan untuk mengapresiasinya. Tapi banyak mata anak manusia ini tertutup, karena tak bisa melihatnya.

Begitu juga dalam ceruk pasar saling menasehati. Lebih banyak mata memandang siapa yang menyampaikan, sehingga lupa dengan petuah lihatlah apa yang disampaikan. Undhur maa qiila walaa tandhur man qoola. Banyak orang yang menelanjangi orang lain, sebelum menelanjangi diri sendiri. Hanya untuk sebuah kepuasan; Emang dia sudah melaksanakan? Enteng sekali menunjuk hidung orang lain dengan satu jari, lupa bahwa 3 jari yang lain mengarah kepada dirinya sendiri. Seharusnya, ketika menerima kalimat hikmah, jadikanlah itu sebagai jamu - obat untuk mengobati luka hati ini. Jika orang itu sehat, maka akan semakin kuat - afiat, berseri lagi makmur. Jika sakit, maka akan menjadikannya sembuh total. Tanpa lagi melihat siapa pemberi atau perantaranya. Karena kesembuhan dan kesehatan itu akan lebih berarti ketimbang dokternya itu sendiri. Dengan kesehatan dan kesembuhan orang bisa beraktifitas lebih dan lebih, melakukan apa saja bisa yang baik maupun buruk. Oleh karena itu, dalam tulisan ini kami sungguh – sungguh berpesan jadikanlah ini sebagai semangat pembangun. Jangan pernah menoleh lagi ke belakang dengan mencari sisi hitam, tetapi tataplah ke depan dengan penuh semangat kebersamaan, fastabiqul khoirot untuk meraih keberkahan dan kemuliaan di dunia dan akhirat, seiring kalamNya – walaa tahinuu walaa tahzanuu wa antum a’launa inkuntum mu’miniin – (QS Ali Imron:139).  Dengannya kita benar – benar ingin memperoleh kemuliaan yang sempurna. Cukup bagi pemberi nasehat ayat - kaburo maqtan ‘indallaahi antaquuluu ma laa taf’aluun – (QS as-Shof:2) Mari, kuatkan niat, satukan tujuan, rapikan barisan, melangkah ke depan, menuju kebaikan dengan semangat kebersamaan meraih kesempurnaan: Bangun Malam. Semoga berhasil kini dan nanti. Pasti.

Untuk memulainya, saya mencoba menyampaikan riwayat hadits dari salah satu Imamul hadits – yaitu Sunan Abi Dawud, dari banyak riwayat lain bab qiyamul lail ini. Saya memilihnya, saya memuatnya, dengan maksud memberikan sentuhan yang mengesankan, nandes, dibanding riwayat lain yang mungkin sudah sering kita dengar. Bunyi redaksi hadits itu adalah sebagai berikut.  Dari Abdullah bin Abi Qois, dia berkata, Aisyah berkata; “Jangan tinggalkan qiyamul lail, karena sesungguhnya Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkannya, ketika beliau sakit atau jenuh beliau sholat dengan duduk”.

Untuk memperkuatnya, saya ingin menambahkan hadits dari Imam at-Tirmidzi yang sering dimuat berulang – ulang di berbagai kesempatan. Bunyi hadits itu adalah sebagai berikut. Dari Abu Umamah al-Bahili ra. dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Tetapilah atas kalian qiyamul lail, sesungguhnya itu adalah kebiasaan orang – orang sholih sebelum kalian, dan merupakan pendekatan diri kepada Tuhan kalian, pelebur kesalahan – kesalahan dan pencegah dari dosa.”

Berpegang pada dua hadits ini, mari kita cermati bersama bahwa qiyamul lail – bangun malam - adalah uswah dari Rasulullah SAW. Contoh nyata sebuah ketetapan. Qiyamul lail adalah kebiasaan orang – orang sholih

sebelum kita. Secara kita mengaku sebagai ahli sunnah, secara kita mengaku Rasulullah adalah teladan terbaik, quran – hadits sebagai jalan hidup, maka tidak sempurna jika kehidupan kita tidak diisi dan berisi dengan kegiatan sholat malam ini. Malu rasanya, mengaku penegak sunnah, ahli sunnah waljamaah, tetapi tidak bisa menegakkan rutin sholat malam. Kurang sempurna rasanya, jika pemegang sunnah terlalaikan darinya. Apapun kondisi kita sekarang, mari cari celah dan setitik harapan untuk menghidupkan kembali sunnah ini. Gali dan gali lagi, sampai ketemu jalan keberhasilannya.

Kenapa Rasulullah SAW, para sahabat, tabiin dan orang – orang sholih jaman dahulu getol melaksanakan dan melanggengkan qiyamul lail? Sebab dengannya banyak sekali manfaat yang diperoleh. Bukan hanya dunia saja, tentunya masalah keimanan juga. Sebab dengannya beroleh kebahagiaan dunia - akhirat. Sebab dengannya menelisirkan, memuluskan, memudahkan jalan ke surga. Sebab dengannya menunjukkan kesungguhan dan kesyukuran yang pol dalam hal ibadah terhadap Sang Pencipta, sebagaimana Sabda Nabi SAW: afalaa akuunu abdan syakuuron. Jika memandang Rasulullah SAW, para sahabat dan salafush sholih terlalu jauh, terlalu berat untuk ditiru, anyang – anyangen, tengoklah yang dekat – dekat saja, yaitu warisan Almarhum Abah Al-Ubaidah. Semua saksi hidup berujar, bahwa beliau tidak pernah sekalipun meninggalkan sholat malam. Ora tau kendat [1]. Bukan hanya dirinya, ajakannya terhadap awwalul mukminin untuk bangun malam juga begitu melegenda dan berhasil dengan paripurna.  Semua itu dilakukan karena mengetahui dan faham benar akan pentingnya kegiatan ibadah yang bernama bangun malam ini, hingga mampu mengalahkan hambatan dan kendala yang ada dan bisa langgeng mengerjakannya.

Allah berfirman: “Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa - apa rezki yang Kami berikan. (QS As-Sajdah: 15 -16)

Allah berfirman : “Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Muzammil:20)

Dari Sahal bin Sa’ad ra., dia berkata, “Jibril datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Ya Muhammad, hiduplah sesukamu karena kamu pasti mati, beramallah sesukamu karena kamu pasti dibalas karenanya, cintailah siapa yang kamu sukai karena kamu akan meninggalkannya. Ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mu’min adalah qiyamul lail dan kehormatannya adalah merasa kaya/cukup dari manusia (gak minta – minta).” (Rowahu Thabrani fi Mu’jam al-Ausath).


Mudah – mudahan sedikit perkeling ini, sebagai pembukaan, bisa membangkitkan kembali semangat dan usaha kita untuk bangun malam. Ayo, ayo, ayo..! Walhasil kita bisa menyempurnakan dan mengumpulkan butir – butir keimanan yang sedikit tercecer di belakang. Kini.

OLeh:Ustadz.Faizunal Abdillah

Rabu, 22 Desember 2010

pendidikan anak

Orangtua yang memukul dan menghajar anaknya serta memaki, sudah berada dalam posisi lepas kendali dan putus asa. Orangtua yang lepas kendali dan putus asa akan mendidik anak dengan cara “biadab”.

      MUudah-mudahan Anda tidak termasuk orang tua yang suka menghajar anaknya dengan keras bahkan kejam, dengan dalih sayang. Karena anak adalah juga manusia yang diciptakan Allah dengan kesempurnaan dan kemampuan yang luar biasa. Banyak orangtua yang mendidik anak dengan cara menghajar anak mereka. Sedikit-sedikit pokoknya hajar. Mereka juga tidak segan-segan memaki dan membentak anak mereka jika melakukan kesalahan atau pelanggaran.

      Seorang anak memiliki rasa penasaran yang besar. Saraf-sarafnya ingin berkembang lebih pesat. Mereka melakukan ini dan itu, mencoba banyak hal-hal baru. Mereka meniru/memodel siapa saja yang mereka anggap asyik dan keren untuk ditiru. Seringkali anak-anak melakukan banyak kenakalan karena ingin mencari perhatian entah itu dari orangtuanya, guru maupun dari teman-teman mainnya.

      Hal pertama yang sebaiknya diajarkan untuk dipahami seorang anak adalah tentang moralitas spiritual dan konsekuensi. Anak diajarkan untuk bertanggungjawab atas konsekuensi pilihan yang dia ambil. Bantu sang anak belajar menghormati diri, maka ia akan berlaku terhormat dan menghormati orang lain. Dan tentu saja ini dimulai dengan menjadi orang tua yang mampu menghormati diri, keluarga, dan sang anak dengan baik. Selain itu anak harus diajari akan adanya keberadaan Tuhan dengan baik, kemudian memberitahu apa yang menjadi panggilan dan tujuan hidupnya terlahir ke dunia ini

LDII GERAKAN INTERNET SEHAT

semakin tahun tecnologi informasi semakin canggih dan tidak bisa di pungkiri semua orang membutuhkan tecnologi termasuk komputer/ internet. banyak komentar dan pendapat bahwa internet sangat -sangat negativ tapi ada juga yang berpendapat positif. itu syah - syah saja. tapi yang sangat perlu diperhatikan masalah pengenalan internet pada anak didik. di sini LDII mengadakan gerakan internet sehat yang kerja sama dengan telkom jember. harapannya supaya masyarakat tahu bahwa dibalik negativnya itu juga banyak positifnya. jadi tinggal orangnya itu sendiri. kepala telkom menuturkan bahwa banyak kiat kiat untuk menanggulangi penggunaan internet yang tidak sehat. termasuk salah satunya menaruh komputer di ruaang yang umum separti di ruang tamu misalnya. itulah yang akan di sosialisakan.